Perubahansuhu terkait dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Pada reaksi kesetimbangan, apabila reaksi ke kanan menyerap kalor (reaksi endoterm), maka reaksi ke kiri akan melepas kalor (reaksi eksoterm). Demikian pula sebaliknya. Meski demikian, penulisan persamaan termokimianya akan merujuk pada reaksi ke kanan seperti pada skema berikut. Jadipada reaksi antara 0,1 mol NaOH dengan 0,1 mol HCl terjadi perubahan kalor sebesar Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan energi ! Berikan contoh-contoh reaksi endoterm dan reaksi eksoterm dalam kehipan sehari-hari serta diagram energi reaksi tersebut ? Apakah rpptermokimia konsep dasar eksoterm dan endoterm 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/Ganjil Materi Pokok : Termokimia Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (5 Pertemuan) Pertemuan Ke- : 1 dan 2 A. Kompetensi Inti “Menghayati dan mengamalkan SCN(aq) + Fe3+(aq) Fe (SCN)2+(aq). Jika pada sistem kesetimbangan dilakukan penambahan ataupengurangan salah satu pereaksi atau hasil reaksi, sistem akan mengadakan reaksi untuk mengurangi gangguan tersebut. 1. 25 mL KSCN 0,01 M dan 2 tetes Fe (NO3)3 0,01 M dituangkan ke dalam gelas kimia. 2. Hasilpencarian yang cocok: 2) pembakaran sampah organik 3) reaksi kapur tohor dengan air Contoh reaksi eksoterm ditunjukkan oleh angka A. 1 dan 2. B. 1 dan 3 Top 5: Perbedaan Reaksi Endoterm dan Eksoterm Halaman all - Kompas.com. Pengarang: Peringkat 156. Ringkasan: . Lihat FotoExperience Life Salah satu peristiwa 2Asam-Asam dan Basa-Basa Lemah 3,Hubungan Antara Tetapan Ionisasi Asam Dengan Basa Konjugasinya 4. Kesetimbangan yang mengikutsertakan Asam-Asam dan Basa-Basa Lemah 1.1. Asam – basa kuat 1.2.pH asam –basa kuat 2.1. Asam –basa lemah 2.2. pH asam – basa lemah 3.1 Asam dan basa konjugasi 3.2.Hubungan Ka dan Kb 4.1. Kesetimbangan asam – bdxHoH. Reaksi Eksoterm dan Endoterm – Saat Anda mengambil jurusan MIPA atau IPA ketika SMA, Anda akan memperoleh mata pelajaran kimia. Salah satu materi yang akan dipelajari adalah mengenai termokimia. Pada reaksi termokimia, terdapat dua jenis reaksi, yaitu reaksi eksoterm dan endoterm. Kedua reaksi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami agar Anda bisa mengerti mengenai materi termokimia. Termokimia ini merupakan sebuah bagian dari kimia yang sangat penting, Ketika Anda mempelajari termokimia, tentu Anda juga akan mempelajari materi mengenai reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi Eksoterm dan Endoterm Pengertian Reaksi Eksoterm Pada reaksi eksoterm, perpindahan kalor terjadi dari sistem menuju lingkungan akibatnya lingkungan menjadi panas. Tanda terjadi reaksi eksoterm yaitu perubahan entalpi yang bernilai negatif. Hal tersebut terjadi karena reaksi eksoterm akan membebaskan energi yang membuat entalpi sistem berkurang. Reaksi eksoterm adalah sebuah reaksi yang menghasilkan kalor” Reaksi eksoterm bisa terjadi secara alami dan ada juga yang terjadi karena disengaja atau buatan. Contoh reaksi eksoterm di alam, misalnya air mengalir, pembakaran kayu, besi berkarat, dan lainnya. Reaksi eksoterm buatan adalah suatu reaksi eksoterm yang terjadi karena hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium. Contoh dari reaksi eksoterm buatan, yaitu reaksi HCl dengan serbuk zink, campuran asam pekat dan air, penambahan air ke tembaga sulfat anhidrat, reaksi air dengan natrium peroksida, dan lainnya. Umumnya, reaksi eksoterm terjadi secara spontan, berbeda dengan reaksi endoterm. Salah satu contoh dari reaksi eksoterm yaitu pembuatan etanol yang diperoleh dari fermentasi glukosa. C6H12O6 —> 2 C2H5OH + 2CO2 Reaksi pembuatan etanol berlangsung secara lambat dengan hasil samping yaitu gas karbondioksida. Setelah reaksi terjadi, suhu sistem menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan suhu lingkungan dan membuat sistem mengalirkan kalor menuju ke lingkungan. Ciri-Ciri Reaksi Eksoterm Untuk mengetahui apakah reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksoterm, terdapat ciri-ciri dari reaksi eksoterm, yaitu Entalpi produk memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan entalpi entalpi = Hp – Hr CaOH2 aq H = -64kJKalsium oksida adalah produk yang dihasilkan dari proses kalsinasi batu kapur yang terjadi di temperatur kurang lebih 1000 celcius. Saat Kalsium oksida dimasukkan ke dalam air, maka reaksi yang terjadi adalah temperatur campuran yang naik. Persamaan reaksi yang baru adalah CaO s + H2O l —> CaOH2 aq + 64kJArti dari reaksi ini adalah energi 64 kJ dilepaskan oleh sistem menuju lingkunganLogam Natrium dengan airReaksi yang terjadi yaitu 2Na s + 2H2O l —> 2NaOH aq + H2 gReaksi ini terjadi dengan waktu yang cepat dan akan menimbulkan sebuah ledakan. Setelah reaksi ini terjadi, suhu produk akan menjadi lebih tinggi dari suhu lingkungan. Akibatnya, sistem akan mengalirkan kalor menuju lingkungan. REAKSI ENDOTERM Pengertian Reaksi Endoterm Di dalam reaksi endoterm, perpindahan kalor terjadi dari lingkungan menuju sistem yang membuat suhu lingkungan menjadi lebih dingin, karena suhu yang turun. “Reaksi endoterm merupakan sebuah reaksi kimia yang menerima atau menyerap kalor.” Reaksi endoterm akan menerima sejumlah energi yang membuat energi dalam sistem menjadi bertambah. Oleh karena itu, perubahan entalpi memiliki nilai yang positif. Artinya, entalpi produk memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan entalpi pereaksi. Selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi merupakan perubahan entalpi. Contoh dari reaksi endoterm misalnya reaksi Barium hidroksida dengan kristal Amonium klorida ditambah beberapa tetes air. Reaksi ini akan menerima kalor dari lingkungan. Apabila reaksi tersebut dilakukan di tabung reaksi, Anda bisa merasakan tabung yang menjadi dingin akibat sistem menyerap kalor dari tangan Anda yang merupakan lingkungan. Persamaan reaksi endoterm bernilai positif. Perubahan entalpi = Hproduk – Hreaktan > 0 Ciri-Ciri Reaksi Endoterm Entalpi produk memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan entalpi sistem menjadi lebih kecil dibandingkan dengan suhu disertai penurunan akan mengalirkan kalor menuju sistem. Contoh Reaksi Endoterm Berikut adalah beberapa contoh dari reaksi endoterm, yaitu Reaksi endoterm gas N2 dan gas oksigenReaksi yang terjadi N2 g + O2 g —> 2NO2 gReaksi ini terjadi di suhu yang tinggi. Setelah reaksi terjadi suhu sistem akan mengalami penurunan dan lingkungan akan mengalirkan kalor menuju urea dan airReaksi yang terjadi CONH22 s + H2O l —> CONH22 aq + H2O lReaksi ini adalah reaksi pelarutan urea ke dalam air yang berlangsung secara cepat. Setelah urea larut dengan air, suhu sistem akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan suhu lingkungan yang membuat lingkungan mengalirkan kalor menuju sistem. Perbedaan Antara Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm Kata eksoterm dan endoterm berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani, eksos berati luar, sementara term berarti panas. Artinya, reaksi yang mengeluarkan panas. Untuk endoterm, endon berarti dalam dan term berarti panas. Artinya, reaksi yang menerima atau menyerap panas. Di dalam reaksi eksoterm, nilai perubahan entalpi adalah negatif. Perubahan entalpi dihitung menggunakan Hukum Hess, di dalam hukum ini mengatakan jika entalpi berbanding lurus dengan perubahan suhu yang terjadi. Pada reaksi ini terjadi penurunan suhu yang membuat perubahan suhu menjadi negatif. Sehingga, perubahan entalpi yang dihasilkan akan bernilai negatif. Sementara itu, hasil perubahan entalpi pada reaksi eksoterm adalah positif. Hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan suhu yang membuat perubahan suhu bernilai positif. Sehingga, perubahan entalpi yang dihasilkan akan bernilai positif. Materi mengenai reaksi eksoterm dan endoterm ini tidak terlalu sulit jika Anda sudah mengerti dengan konsepnya. Salah satu caranya adalah Anda bisa mengetahui masing-masing ciri reaksi agar Anda tidak bingung untuk menentukan antara reaksi eksoterm dengan reaksi endoterm. Baca juga Materi Ikatan KimiaJenis Jenis Koloid Komponen Minyak Bumi Jika membicarakan tentang pelajaran Kimia, salah satu materi yang akan kamu bahas yaitu mengenai termokimia, panas yang berasal dari suatu zat yang terjadi bersama dengan suatu reaksi kimia. Contoh paling mudahnya yaitu proses pembakaran pada kayu. Pada proses tersebut, kayu yang sedang dibakar dan area sekitarnya memiliki suhu yang tidak sama. Perbedaan inilah yang akhirnya memunculkan perpindahan energi dari benda dengan suhu lebih tinggi menuju ke benda dengan suhu yang lebih rendah. Perpindahan energi akan terus berlangsung hingga kayu dan lingkungan memiliki suhu yang sama. Inilah yang selanjutnya dikenal dengan sebutan kalor. Selanjutnya, perubahan kalor akan dinyatakan pada suatu perubahan entalpi H. Apabila diperhatikan dari terjadinya perubahan entalpi tadi, ternyata reaksi kimia dapat terbagi menjadi dua, yaitu reaksi eksoterm dan endoterm. Pengertian Eksoterm dan Endoterm Lalu, apa itu reaksi eksoterm dan endoterm? Agar lebih jelas dalam memahami keduanya, coba perhatikan penjelasan lengkapnya berikut ini. Reaksi eksoterm Eksoterm merupakan istilah dari bahasa Yunani yang berasal dari kata ekspos atau luar dan term yang berarti panas atau kalor. Jadi, eksoterm dapat dikatakan sebagai suatu bentuk reaksi kimia yang bisa menciptakan kalor. Reaksi ini muncul karena terjadi perpindahan panas atau kalor yang berasal dari sistem menuju ke lingkungan, sehingga suhu lingkungan menjadi lebih tinggi atau panas. Reaksi eksoterm sendiri bisa terjadi secara alami atau maupun disengaja. Contoh reaksi eksoterm yang terjadi secara alami adalah air yang mengalir, besi yang berkarat, atau proses pembakaran kayu. Sementara itu, reaksi eksoterm yang terjadi karena disengaja misalnya proses percobaan di laboratorium, seperti mencampur air dengan asam pekat, air dengan natrium peroksida, dan lainnya. Meski demikian, biasanya reaksi ini terjadi secara spontan. Contohnya, proses pembuatan etanol dan fermentasi glukosa, atau reaksi dari pembuatan NaCl. Pada reaksi ini, NaOH dan HCl menjadi reaktan, sedangkan H2O dan NaCl adalah produknya. Dalam urutan reaksi tersebut, yang menjadi reaktan nya adalah larutan HCl serta NaOH. Sementara yang menjadi produknya adalah larutan NaCl dan H2O. Reaksi Endoterm Sementara itu, reaksi endoterm bisa diartikan sebagai reaksi ketika kalor dari lingkungan masuk pada sistem atau lebih mudahnya adalah bentuk reaksi penyerapan kalor. Pada reaksi ini, terjadi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem yang berakibat penurunan suhu dari lingkungan menjadi lebih rendah. Oleh karena menyerap energi, reaksi ini bisa menyebabkan meningkatnya energi pada sistem. Jadi, besar entalpi juga tentu meningkat dan terjadi perubahan ke arah positif. Contoh dari reaksi ini dalam keseharian adalah proses fotosintesis pada tanaman. Ketika proses ini terjadi, pohon menyerap panas yang berasal dari matahari, lalu menambah entalpi dari reaksi yang terjadi. Ciri-Ciri Reaksi Eksoterm dan Endoterm Supaya memudahkan dalam mengenali suatu reaksi yang masuk dalam kelompok reaksi eksoterm, berikut beberapa ciri yang bisa diperhatikan Lingkungan akan menyerap kalor dari sistem. Baik sistem maupun lingkungan memiliki besar kalor yang sama. Saat kalor pada sistem dan lingkungan dijumlahkan, hasilnya adalah nol. Ketika akhir reaksi, kalor pada lingkungan angkanya selalu lebih rendah daripada kalor pada sistem. Jumlah entalpi pada produk umumnya lebih rendah daripada entalpi reaksi. Perubahan entalpi akan menunjukkan nilai negatif. Ketika sistem melepas energi, peningkatan suhu bisa dilihat dari api. Apabila kalor berhenti, reaksi akan terus berjalan. Sementara itu, ciri-ciri dari reaksi endoterm yang bisa diperhatikan, antara lain Produk mempunyai jumlah energi yang lebih besar dibandingkan dengan reaktan. Ikatan kimia yang terbentuk bisa melepas energi. Dibandingkan dengan reaktan, energi ikatan pada produk memiliki jumlah yang lebih besar. Perubahan entalpi akan menunjukkan nilai positif. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Reaksi Eksoterm dan Endoterm Sebenarnya, reaksi eksoterm dan endoterm masuk dalam reaksi kesetimbangan kimia. Pada reaksi tersebut, ada 4 faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan, antara lain Volume. Tekanan. Suhu. Konsentrasi. Dari keempat faktor tersebut, suhu menjadi faktor yang paling memengaruhi reaksi eksoterm dan endoterm. Mudahnya, apabila terjadi kenaikan suhu, maka kesetimbangan akan bergeser menuju ke arah senyawa yang menyerap suhu atau berlangsung reaksi endoterm. Sebaliknya, apabila suhu mengalami penurunan, maka terjadi pergeseran kesetimbangan menuju ke arah terbentuknya senyawa yang melepas panas atau berlangsung reaksi eksoterm. Pada reaksi ini, nilai entalpinya adalah negatif. Proses Eksoterm dan Endoterm Jadi, telah diketahui bahwa reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melepas panas atau kalor. Ketika reaksi ini terjadi, kalor akan mengalir dari sistem menuju ke lingkungan, sehingga entalpi pada sistem akan menurun. Ini berarti, entalpi dari produk akan lebih kecil dibandingkan dengan entalpi reaktan. Inilah sebabnya, angka entalpinya negatif. Sementara itu, pada reaksi endoterm, sistem akan menyerap energi dari lingkungan. Inilah sebabnya, entalpi pada sistem akan naik. Artinya, entalpi pada produk akan lebih besar dibandingkan dengan entalpi reaktan. Alhasil, perubahan entalpi akan bernilai positif. Contoh Reaksi Eksoterm dan Endoterm Contoh paling mudah dari reaksi eksoterm adalah peristiwa membuat api unggun. Pada prosesnya, kayu akan dibakar untuk bisa menghasilkan api. Setelah itu, kondisi lingkungan di sekitar kayu yang dibakar tadi akan mulai menghangat seiring dengan api yang semakin panas. Proses ini terjadi karena kayu bakar melepas panas pada lingkungan. Tak hanya api unggun, menyalakan kembang api juga menggunakan konsep reaksi yang sama. Lalu, contoh lainnya adalah besi yang mengalami karat, dan bom yang meledak. Sementara itu, contoh paling mudah dari reaksi endoterm dalam aktivitas sehari-hari adalah menggoreng makanan. Ketika menggoreng, diperlukan minyak, kompor, wajan, dan tentunya bahan makanan, misalnya telur. Saat proses berlangsung, telur menjadi sistem, minyak goreng dan udara merupakan lingkungan. Apabila wajan tidak tertutup, maka sistem akan terbuka. Saat digoreng, telur akan mengalami peningkatan panas karena lingkungan, dalam hal ini minyak goreng karena terus dipanaskan dengan menggunakan api. Dengan begitu, terjadi pergeseran panas dari sistem menuju ke lingkungan. Alurnya seperti berikut api menyalurkan panas pada wajan, lalu wajan menyalurkan panas pada minyak goreng, dan kalor akan disalurkan pada telur. Contoh lain dari reaksi endoterm adalah memanggang roti, membuat gula tumbuhan dari proses fotosintesis, es batu yang mencair, dan melarutkan garam pada air panas. Perbedaan reaksi Eksoterm dan Endoterm Secara ringkas, perbedaan antara reaksi eksoterm dan endoterm bisa diperhatikan dari rangkuman berikut ini. Reaksi eksoterm Terjadi pembebasan panas atau kalor. Suhu pada sistem nilainya lebih tinggi daripada lingkungan. Panas berpindah dari sistem menuju ke lingkungan. Entalpi pada sistem semakin menurun. Terjadi kenaikan suhu lingkungan. Reaksi Endoterm Reaksi memerlukan kalor dari lingkungan untuk diserap. Suhu pada lingkungan memiliki angka yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada sistem. Terjadi penurunan suhu pada lingkungan. Ada perpindahan panas dari lingkungan menuju ke sistem. Demikian tadi pembahasan lengkap mengenai reaksi eksoterm dan endoterm, contoh, dan perbedaannya yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

jelaskan perbedaan antara reaksi eksoterm dan endoterm