SABDAwebRm 14:17. karena kerajaan Allah itu bukannya hal makan minum, melainkan kebenaran dan sejahtera dan kesukaan di dalam Rohulkudus. BIS (1985) ©. SABDAweb Rm 14:17. Sebab kalau Allah memerintah hidup seseorang, apa yang ia boleh makan atau minum, tidak lagi penting. Yang penting ialah bahwa orang itu menuruti kemauan Allah, mengalami AyatSH: Roma 14:13-23 Judul: Jangan Menjadi Batu Sandungan Paulus tidak hanya melarang warga jemaat di Roma untuk menghakimi orang lain, berkait dengan keyakinan akan imannya, tetapi melangkah lebih jauh dengan bersikap tidak membuat orang lain tersandung! (17). Konsep pelayanan seperti ini-tidak membuat orang lain jatuh tersandung BacaanFirman Tuhan: Roma 8: 14-17. "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah". Hidup rohani, umat yang percaya kepada Kristus Yesus yang dimerdekakan dari kuasa daging. RingkasanKotbah 24 Agustus 2014. "Dipanggil untuk mewujud nyatakan ibadah yang berkenan kepada Allah". Roma 12:1-8. Oleh: Pdt. Darwin Darmawan. Di ulang tahun GKI yang ke-26 ini, kita diingatkan kembali oleh Tuhan agar mewujud-nyatakan ibadah yang berkenan kepada Allah. GKI menyadari bahwa ibadah yang rutin dilakukan setiap minggu di Nas Roma 12:1-2 Pengkhotbah: sdri. Ludia Renungan: c. Ayat 14-17, Memiliki Etika yang baik. 15. Kelurga yang sehat Nas: Kejadian 6:9-22 dan kumpulan judul ini adalah hasil dari sebagian catatan pribadi setiap kali mendengarkan khotbah di berbagai ibadah yang di ikuti. EksposisiRoma 14:7-9. Nas dari Roma 14:7-9 ini begitu indah. Tetapi secara khusus saya sangat tertarik pada ayat 9: Sebab un­­tuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Ada beberapa pemikiran yang timbul berkenaan dengan ayat ini: mjRa03. Minggu, 10 Oktober 2021 Edit Setiap orang percaya telah menerima anugerah keselamatan dalam darah Yesus Kristus. Yesus telah memerdekakan kita dari dosa. Apapun latar belakang kehidupan kita. Apakah sahabat adalah seorang pelajar yang sedang berjuang untuk lulus? Atau seorang anak muda yang sedang mencari identitas diri. Seorang Ibu Rumah Tangga yang bergelut dengan rutinitas yang tanpa henti atau seorang wanita karir dengan 1001 impian yang sedang dikejar. Apakah saat ini sahabat sedang menikmati puncak kesuksesan? Ataukah justru saat ini sahabat sedang terpuruk dalam masalah – masalah kehidupan? Siapapun kita dan apapun keadaan kita, Allah sangat mengasihi kita. Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma pada ayat 1 dan 2 bacaan kita bahwa “demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus”. “Roh yang memberi hidup memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut.” Betapa beruntungnya kita karena kita memiliki Yesus. Yesus mengasihi kita. Ia menebus kita dengan darahNya. Ia membebaskan kita dari belenggu dosa yang membinasakan. Lalu bagaimanakah kita meresponi anugerah Tuhan itu? Mari kita belajar Firman Tuhan dalam Roma 81-17 dengan tema hhotbah “Pribadi yang dipimpin Roh Allah”. Sahabatku, Allah mengaruniakan RohNya bagi kita. Jika Roh Allah ada di dalam hati kita maka kita akan mengalami kepenuhan Roh. Roh Allah akan memimpin kehidupan kita. Sebagai orang – orang yang telah ditebus oleh Kristus kita mesti menjadi pribadi yang dibaharui dan dipimpin oleh Roh Allah. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu membuka hati bagi Roh Kudus untuk menyertai, memimpin dan memegang kendali atas hati, pikiran dan seluruh totalitas kehidupan. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu membangun hubungan yang dekat dengan Allah. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu memusatkan pikiran pada Allah. Roh Allah memberi hikmat untuk berpikir, berbicara, dan bertindak sesuai dengan Firman Allah. Kehendak Allah tercermin dalam kehidupan doa, dalam kesetiaan merenungkan firman Tuhan, dalam ketekunan bersekutu dengan Tuhan dan menikmati hadirat Tuhan. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu dikuatkan dan dimampukan untuk berani menghadapi ujian kehidupan. Dalam situasi yang sangat sulit, Roh Kudus menolong kita mengungkapkan isi hati yang tak terucapkan dengan kata – kata saat kita berdoa. Roh Kudus membimbing kita mengambil keputusan yang tepat saat kita bimbang. Roh Kudus menguatkan kita bertahan melewati badai meskipun kita tak berdaya. Roh Kudus memampukan kita agar selalu bersyukur dalam susah dan senang. Pribadi yang dipimpin Roh Allah, taat kepada kehendak Allah, melakukan hal-hal yang berkenan kepada Allah dan menjauhi keinginan daging. Roh Kudus memberi kemampuan berperang melawan keinginan daging. Pribadi yang dipimpin oleh Roh Allah berbeda dengan pribadi yang hidup "menurut daging". Pribadi yang hidup menurut daging hidup dalam dosa dan menjadi seteru Allah karena mengingini, menyenangi dan memuaskan keinginan dan tabiat dosa. Roh Kudus mengingatkan kita bahwa status kita adalah anak Allah. Maka marilah kita menjaga wibawa ilahi di hidup kita dan mempertahankan warisan sorgawi yang disediakan kelak bagi kita. Setialah sebagai pribadi yang dipimpin Roh Allah meski keinginan daging selalu menggoda kita setiap saat. Kita sudah dimerdekakan dari dosa, jadi jangan kalah dan menyerah terhadap godaan dosa. Apapun masalah yang kita hadapi, janganlah bimbang melainkan percayalah bahwa bahwa kita adalah pewaris segala janji Allah. Bila kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri, mustahil kita bisa hidup secara konsisten sebagai pribadi yang dipimpin oleh Roh Allah. Hanya oleh pertolongan Allah kita dapat hidup berkenan kepada Allah. Jika kita setia maka kita dapat menikmati kehidupan yang berkemenangan di dalam Roh. Taatlah sebagai pribadi yang dipimpin Roh Allah meskipun jalan yang ditempuh adalah jalan derita. Teladanilah Yesus yang setia menempuh jalan derita untuk membawa kita pada kemenangan. Kita adalah anak – anak Allah yang hidup dipimpin oleh Roh Allah. Tidak ada hal apapun dalam kehidupan kita, yang luput kendali Allah. Justru sebenarnya lewat berbagai pengalaman yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, kita belajar mengalami dan menikmati karya Allah. Hiduplah sebagai anak-anak Allah, hidup kita bukan lagi menjadi milik kita, melainkan Allah di dalam kita dan kita di dalam Allah. Berserahlah dalam pimpinan Roh Kudus, untuk menjadi pribadi yang hidup berkenan kepada Allah. Pribadi yang dipimpin Roh Allah. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati. On Youtube PRIBADI YANG DIPIMPIN ROH ALLAH Bangkit Kepada Hidup BaruRoma 6 1 – 14Nas Ayat 4 Pokok bahasan Kematian dan kebangkitan Yesus itulah jalan menuju hidup baru Surat Roma adalah surat terpanjang yang pernah ditulis oleh Rasul Paulus dan dianggap sebagai yang paling lengkap memaparkan pokok-pokok ajaran iman Kristen. Karena itulah surat ini pernah dianggap sebagai sebuah ringkasan ajaran iman Kristen Philip Melanchthon a compendium of Christian doctrine. Sebagaimana kita ketahui, rasul Paulus menulis surat ini kepada sebuah jemaat, yang walau kecil namun sangat dinamis, yang berada di tengah-tengah sebuah masyarakat Ibukota yaitu Roma. Sebagai sebuah ibukota kekaisaran dunia, Roma membentuk sebuah masyarakat yang berbudaya serba megah dan mengutamakan keperkasaan manusia. Apalagi ketika kaisar menuntut agar ia diakui dan dipuja sebagai penjelmaan dewa. Di samping dia tidak boleh ada wujud kekuasaan yang setara. Semuanya harus ditempatkan di bawah dia. Kita kini makin memahami bahwa hal itu tidak lebih dari sebuah “strategi politik” kaisar untuk mengukuhkan kekuasaannya; jadi semacam politisasi agama. Karena itu, di sekitar tahun 49 AD, kaisar Klaudius mengusir semua orang yang berdarah Yahudi dari kota Roma, karena adanya kerusuhan akibat perpecahan tentang sunat. Orang yang bersunat dan tak bersunat. Orang yahudi memaksa orang yang non yahudi yang menjadi Kristen untuk melakukan sunat. Kemungkinan lain karena mereka yang dituduh menyebarkan ajaran tentang seorang KURIOS Lord, TUHAN dan SOTER Saviour, Juruselamat lainnya yaitu Yesus Kristus. Kejadian sejarah ini direkam secara singkat di dalam Kis Rasul 182, yang sekaligus memberikan kesaksian bahwa di dalam jemaat Kristen di Roma sudah ada pula orang-orang yang berkebangsaan Yahudi mis. nama-nama Prisca/Priscila dan Aquila. Pengakuan inilah yang dipertaruhkan jemaat-jemaat Kristen di tengah-tengah masyarakat yang majemuk seperti halnya masyarakat Roma dan wilayah kekaisaran Romawi pada umumnya viz. Roma 116-18, yang berulangkali mendatangkan risiko besar bahkan hidup mereka sendiri; dpl. pengakuan inilah yang merupakan sumber kekuatan tetapi sekaligus tantangan yang maha berat bagi jemaat-jemaat Kristen di dalam kekaisaran Romawi khususnya di Roma pada masa-masa tertentu ingat penganiayaan dahsyat di masa Kaisar Nero. Sementara itu, dapat pula dicatat bahwa kondisi dan situasi internal jemaat Kristen di Roma memperlihat kondisi dan situasi yang lasim bagi sebuah jemaat majemuk, baik dari sudut latar belakang sosial budaya maupun paham keagamaan pdt Lambe’ istilahkan sebagai “budaya dan pemahaman keberagamaan” yang berbeda-beda. Orang Yahudi datang dengan budaya Taurat, sementara yang bukan Yahudi datang sebagai yang tidak mengenal budaya hukum Taurat menyambut dengan sangat sukacita pemberitaan rasul Paulus tentang dibenarkan oleh iman dalam Yesus Kristus.’ Situasi dan kondisi sedemikian sempat menimbulkan ketegangan berkepanjangan di dalam jemaat dalam mengelaborasi dalam sikap dan perilaku moral dan etik kehidupan kristiani mereka atas iman kepada Yesus Kristus TAURAT >< Injil! Dipertentangkan. Pertanyaan pokok adalah apakah Injil meniadakan hukum Taurat? Apakah percaya kepada dan hidup di dalam Kristus berarti bebas dari kewajiban terhadap hukum Taurat? Situasi demikian tentu saja akan melemahkan jemaat Kristen khususnya dalam upaya mereka mempertahankan kewibawaan ajaran iman Kristen di tengah-tengah sebuah masyarakat yang memang sudah memusuhinya dan berusaha menghapuskannya dari dalam wilayah kekaisaraan Romawi. Terhadap hal itu Paulus tidak berdiam diri. Dengan “kepiawaiannya” sebagai seorang yang sangat terpelajar dalam hukum Taurat, yang dilandaskan pada penghayatannya terhadap iman kepada Yesus Kristus setelah ia ditaklukkan oleh kuasa Kristus, ia mengungkapkan interrelasi dan interaksi antara Injil dan hukum Taurat di dalam diri dan kehidupan sehari-hari seorang yang percaya kepada Yesus Kristus. Menurut pemahaman para penafsir, perikop pembacaan kita, yaitu Roma 61-14, ditempatkan dalam konteks Roma 61 – 76 dengan tema Pembenaran sebagai anugerah yang memancar dari sebuah kehidupan yang sudah ditata kembali. Paulus mengakhiri Roma 5 dengan pernyataan yang sangat mengejutkan, khususnya pada kalimat-kalimat ”….di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah….” ayat 20b. Pernyataan ini tentu saja disambut dengan sangat bersemangat oleh kaum “bebas merdeka” semacam “Libertinisme Kristiani”. Tetapi pernyataan ini tentu saja membuat terkejut kaum “legalisme Kristiani” yang masih tetap berpegang teguh pada hukum Taurat sebagai prasyarat dan syarat untuk mengalami pembenaran dalam Yesus Kristus. Tetapi rasul Paulus tidak bermaksud demikian, baik seperti yang dipahami oleh kaum libertinis maupun seperti yang dipahmi oleh kaum legalistik Kristiani. Untuk menjelaskan maksud yang dikemukakannya melalui ungkapannya yang mengejutkan itu, rasul Paulus mengangkat inti dan pokok utama dari pengakuan iman Kristen, yaitu mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus mengenai arti dan maknanya bagi kehidupan orang percaya. Bertolak dari pemahaman tentang hal itu, rasul Paulus sekaligus menolak baik paham “libertinisme Kristiani”, maupun paham “legalisme Kristiani”. Ayat 4 yang telah diramu ke dalam tema “ Bangkit Kepada Hidup Baru” . Kematian Kristus bagi orang-orang yang percaya berarti kematiaan manusia kita yang lama dengan segala bentuk pemberontakan kepada TUHAN. Dalam iman yang sama kebangkitanNya berarti orang-orang mengalami pembaharuan transformasi. Bandingkanlah dengan pemahaman rasul Paulus dalam II Kor 517ff yang berkata-kata tentang ciptaan baru. Manusia telah dipulihkan kepada kemanusiaannya yang asali seperti yang diberitakan di dalam Kejadian 1. Manusia yang telah mengalami hal itu telah dibebaskan dari hukuman Allah karena dosa dan beroleh anugerah keselamatan yang kekal. Sebagai manusia baru’, hubungan dengan Allah yang sudah dipulihkan akan terus mewujud dan tercermin di dalam kehidupan seorang yang percaya. Hukum Taurat bukan lagi sebuah beban dan kewajiban untuk dipenuhi agar memperoleh anugerah dan pembenaran, melainkan merupakan bagian dari sebuah sikap hidup yang benar sesuai kehendak Allah Roma 122. Refleksi 1. Hari ini kita memperingati dan merayakan hari kebnangkiytan Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan cara bagaimanakah kita memperingati dan merayakannnya?. Apakah dengan lomba olaraga yang penting?, PS, bakea`, domino, dsb? Apakah dengan cara itu kita dapat memaknai kebangkiotanb Kristus bagi hidup kita?. 2. peri hal mati dan bangkit bersama Kristus terp[aut erat satu sama yang lain, meskipun keduanya bukanlah sesuatu yang sudah dilalui. Kita menempuh kehidupan yang baru sambil mematikan manusia lama kita. Kebangkitan bersama Kristus bukanlah peristiwa yang terjadi sesaat, melaionkan suatu perjalanan setapak demi setapak, perjuangan melawan kuasa dosa setiap hari dan selama hidup kita. Bangkit kepada hidup baru berarti pertobatan yang terus menerus. 3. Ada sesuatu yang baru yang telah terjadi pada diri kita, yaitu pembaharuan akal budi. Hal itu haruslah menjadi novum dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita sebagai jemaat Jesus Kristus di dalam sebuah masyarakat majemuk seperti halnya Indonesia. Banyak orang sedang berbicara tentang sebuah keharusan untuk membangun dan memperkuat kembali moralitas bangsa. Tetapi ternyata pendekatan yang hendak dipaksakan adalah melalui hukum, undang-undang, dan kekuasaan Negara. Dipastikan cara pendekatan ini hanya akan membuahkan keadaan yang membuat individu di negeri ini merasa dikekang, selalu merasa dimata-matai, sementara para petugas akan terjerumus ke dalam sikap dan perilaku yang repressif. 4. Saatnyalah umat Kristen di negeri ini mewujudkan novum itu sebagai sebuah tawaran untuk memecahkan persoalan moralitas bangsa yang sedang terpuruk. Alternatif yang hendak kita tawarkan manusia baru yang akal budinya telah mengalami pembaharuan transformasi dan karena itu selalu mempunyai kehendak hati yang kuat dan tak terbendung untuk mewujudkan ketaatan kepada ALLAH. Artinya pendekatan dari dalam atau penyadaran hati dan akal budi –mungkin dapat disebut pencerahan hati dan akal budi untuk mewujudkan kehidupan yang penuh kedamaian berdasarkan fakta bahwa seseorang itu sendiri sudah mengalami pendamaian dengan ALLAH. 5. Pasti ada tantangan yang akan dialami, bahkan kesulitan dan hambatan. Dan hal itu sudah banyak terbukti. Tetapi sama seperti kuasa maut tidak dapat menahan Yesus di dalam kubur, demikianlah kekuatan apapun tidak akan dapat menghalangi kebenaran ALLAH itu dinampakkan. Dpl. jika gereja selalu berpegang teguh pada iman tentang kematian dan kebangkitan yesus Kristus itu, maka tidak akan kuasa atau kekuatan apapun yang akan dapat menghalangi berita Injil tentang kematian dan kebangkitan Yesus kristus itu diberlakukan. Asalkan orang-orang Kristen sendiri memberlakukan hal itu di dalam kehidupannya sehari-hari. Bagaimana dengan saudara?. Kalau orang dalam beberapa hari berubah sikap dari takut menjadi berani, tentu ada penyebabnya yg luar biasa. Peruibahan besar terjadi pada suikap para murid dikota Yerusalem sejak peristiwa kebangkitan yesus. Beberapa hari sebelumnya, para murid yesus berada dalam keadaan muram, yesus yg semula mereka harapkan menjadi mesias, tyernyata dijatuhi hukuman mati. Mereka takut kalau-kalau mereka sebagai pengikutnya juga akan ditangkap dan menjalani nasib yg serupa. Menurut kitab Yohanes, murid-murid berkumpul “ di suatu tempat dengan pintu-pintu yg terkunci karena mereka takut kepada orang-orang yahudi. Beberapa hari kemudian mereka mulai berada di jalan-jalan raya kota dan berkata dengan lantang “ hai kamu orang yahudi dan kamu dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, yesus yg telah kamu salibkan dan kamu bunuh, tetapi Allah membangkitkan Dia. Tentang semua itu kami adalah saksinya. Kis 2 14-40 . Dapatkah saudara bayangkan, sikap para murid berubah 180 derajat. Mereka yg semula bersembunyi kini mengecam dan menasihati”. Kalau kita jadi penduduk kota Yerusalem, mungkin kita sulit mengenali kembali para murid. Mereka sangat berubah. Kalau dulu mereka begitu takut, sekarang begitu berani. Kalau mereka memberi kesaksioan itu di kota-kota kecil di luar yerusalem, itu tak mengherankan. Tetapi meraka melakukan itu di dalam kota Yerusalem, yang adalah tempat orang-orang yang memusuhi Yesus. Yerusalem adalah tempat tinggal para Imam besar, imam-imamkepala, orang-orang farisi, ahli-ahli taurta, orang saduki, dan massa orang Yahudi yg memusuhi Yesus. Jelas sekali bahwa para murid itu berubah menjadi sangat berani. Dihadapan orang-orang yang merasa berhasil menamatkan riwayat yesus, mereka meneriakkan yg sebaliknya Yesus sudah bangkit. Ia adalah Tuhan yg hidup!. Itulah perubahan besar yg terjadi pada murid-murid Yesus. Dari rasa kurang pasti menjadi yakin seyakin-yakinnya. Dari diam karena rasa kalah, menjadi bersorak karena rasa senang. Dari patah hati menjadi bulat hati. Apa yang menyebabkan perubahan sebesar itu? Apa lagi kalau bukan kenyataan bahwa yesus memang benar-benar sudah bangkit!. Amin Minggu Paskah – Perjamuan Kudus Stola Putih Bacaan 1 Keluaran 14 10 – 31 Bacaan 2 Roma 6 3 – 11 Bacaan 3 Lukas 24 1 – 12 Tema Liturgis Kebangkitan Kristus Menumbuhkan Harapan dan Keberanian Tema Khotbah Jangan Pernah Meragukan Kebangkitan Kristus! Penjelasan Teks Bacaan Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah Keluaran 14 10 – 31 Bangsa Israel telah menyaksikan penghukuman Tuhan Allah kepada bangsa Mesir berupa 10 tulah dan mereka telah diselamatkan Tuhan Allah dari tuluh-tulah tersebut. Meskipun demikian, bangsa Israel belum sepenuhnya percaya dan mengandalkan hidup mereka kepada Tuhan Allah. Iman mereka masih diwarnai dengan keragu-raguan. Itulah mengapa Tuhan Allah mengeraskan hati Firaun dan segera mengejar bangsa Israel yang telah keluar dari Mesir Ayat 4, 8, 17. Tuhan Allah membuat Firaun menyesal mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Firaun mengejar mereka dengan harapan dia dapat menangkap dan mengembalikan mereka sebagai budak di Mesir. Disinilah Tuhan Allah sekali lagi menyatakan kuasa-Nya kepada bangsa Israel. Dia menolong dan menyelamatkan bangsa Israel dari kejaran Firaun dan tentara Mesir. Tuhan Allah menunjukkan kuasa-Nya dan melindungi bangsa Israel dengan tiang awan yang gelap sehingga menghalangi Firaun dan tentara Mesir yang telah mendekati mereka Ay. 19-20. Kemudian Tuhan Allah membelah laut Teberau menjadi dua, sehingga bangsa Israel dapat menyeberangi laut Teberau itu dengan selamat Ay. 21-22. Pada akhirnya Tuhan Allah membinasakan Firaun dan seluruh tentara Mesir dengan cara menenggelamkan mereka di dasar laut Ay. 28. Kesemua hal yang dilakukan oleh Tuhan Allah itu adalah untuk menyatakan Diri-Nya kepada bangsa Israel agar mereka sungguh-sungguh percaya dan menyembah kepada Tuhan Allah saja. Bangsa Israel tidak lagi mengandalkan kekuatan diri mereka sendiri, tetapi lebih mengandalkan Tuhan Allah yang berkuasa atas hidup mereka. Roma 6 3 – 11 Ada sebagian pengikut Kristus di kota Roma yang seringkali menyalahartikan kasih karunia Allah dalam hidup mereka. Mereka berpandangan bahwa dengan kasih karunia Allah yang melimpah, manusia dapat berbuat dosa dan kejahatan sesuka hati mereka. Menurut pemahaman mereka, jika mereka bersalah dan berbuat dosa, mereka cukup berdoa memohon pengampunan dosa kepada Allah, dan pasti Allah akan mengampuni dosa mereka. Tentulah hal yang demikian tidak dapat dibenarkan. Disinilah Rasul Paulus meluruskan pandangan semacam itu kepada jemaat di Roma. Dia menjelaskan bahwa setiap orang yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Kristus, dia harus menjadi manusia baru sebab dosa sudah tidak menguasai hidupnya lagi Ay. 2, 11. Paulus menjelaskan kepada jemaat Roma, sebagai umat percaya, mereka telah dipersatukan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus Ay. 5. Oleh karena itu, mereka harus mematikan perbuatan-perbuatan dosa, tidak lagi menghambakan diri pada perbuatan dosa, dan hidup benar dihadapan Allah Ay. 6. Paulus juga menjelaskan tentang makna baptisan, yaitu mati dan bangkit bersama Yesus Ay. 3-4. Artinya sebagai umat percaya, jemaat Roma ikut dalam kematian Yesus. Hidup mereka telah ditebus oleh Kristus dan dosa telah dikalahkan melalui kuasa salib Yesus Kristus Ay. 6-7. Mereka kini memiliki kehidupan baru di dalam Kristus, yaitu hidup kekal melalui kebangkitan-Nya Ay. 8-11. Kristus telah mati satu kali untuk menebus dosa-dosa manusia dan memulihkan hubungan antara manusia dan Allah yang rusak. Melalui kematian-Nya, setiap umat percaya, hidup untuk memuliakan Allah, karena mereka telah dibebaskan dari kuasa dosa dan memiliki hidup kekal bersama Kristus Yesus. Lukas 24 1 – 12 Injil Lukas 241-12 menceritakan kesaksian tentang kebangkitan Yesus Kristus. Dikisahkan pada pagi-pagi benar sebelum fajar terbit, pada hari ketiga setelah kematian Yesus, para perempuan Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu Yakobus dan beberapa perempuan lain datang ke kubur Yesus dengan maksud untuk memberi rempah-rempah pada mayat Yesus Ay. 1. Ketika mereka sampai kubur Yesus, didapati oleh mereka, batu penutup kubur sudah terguling Ay. 2. Segera mereka masuk ke dalam kubur itu, namun mereka tidak menemukan mayat Yesus di dalam kubur itu Ay. 3. Kubur Yesus telah kosong. Hilangnya mayat Yesus, menimbulkan berbagai pikiran yang muncul dalam benak mereka. Di saat mereka mengalami kebingungan itu, tiba-tiba berdirilah dua malaikat Tuhan menyapa mereka, bertanya kepada para perempuan itu mengapa mereka ketakutan dan menundukkan kepala? Hal ini terjadi karena mereka masih merasakan dukacita dan kesedihan yang mendalam dengan peristiwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus, terlebih saat mayat Tuhan Yesus yang mereka cintai hilang, tidak dapat mereka jumpai. Kemudian kedua malaikat Tuhan itu memberitahukan kepada mereka, bahwa Tuhan Yesus telah bangkit. Dia telah hidup kembali, sebagaimana Dia pernah nyatakan kepada para murid-Nya ketika Dia masih ada bersama mereka. Malaikat Tuhan itu mengatakan bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari ketiga Ay. 7. Mendengar perkataan Malaikat Tuhan itu, para perempuan itu teringat pada perkataan Tuhan Yesus. Mereka sadar bahwa Tuhan Yesus telah bangkit Ay. 8. Mereka percaya dengan kebangkitan Tuhan Yesus dan segera mereka beritakan kebangkitan Tuhan Yesus kepada para murid yang lainnya Ay. 10. Disini ada perubahan suasana batin dari para perempuan itu, dari mereka yang berduka dan bersedih menjadi bersukacita dan bergembira, oleh karena kebangkitan Kristus. Mereka memiliki semangat hidup kembali dan segera memberitahukan berita kebangkitan Yesus Kristus kepada pada murid yang lain. Bagaimana reaksi para murid mendengar berita kebangkitan Yesus? Mereka tidak percaya dan menganggap bahwa kesaksian para perempuan itu hanya sebagai omong kosong belaka Ay. 11. Hanya Petrus yang bergegas berlari cepat untuk melihat kubur Yesus untuk menyatakan kebenaran cerita kebangkitan Yesus Kristus yang disampaikan oleh para perempuan tadi. Injil Lukas mencatat bahwa Petruspun masih bertanya-tanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi? Ay. 12. Apa yang dialami para murid, yang telah mendengar berita kebangkitan Yesus Kristus bukanlah hal yang mudah untuk mereka pahami dan mereka terima sebagai sebuah kebenaran. Kedukaan, kesedihan, dan rasa kehilangan yang masih mereka rasakan, membuat mereka sulit untuk mempercayai berita kebangkitan Yesus Kristus yang disampaikan oleh para perempuan itu. Benang Merah Tiga Bacaan Keraguan seringkali dialami oleh manusia. Kisah bangsa Israel yang meragukan Allah yang telah membebaskan mereka dari tanah Mesir. Kisah para murid Tuhan Yesus yang meragukan berita kebangkitan Tuhan Yesus yang disampaikan oleh para perempuan, menunjukkan bahwa keragu-raguan seringkali terjadi, karena manusia hanya mengandalkan pengertian dan kekuatan dirinya sendiri. Nyatanya kasih dan kuasa Allah tetap dinyatakan. Karya keselamatan Allah tetap terjadi sekalipun ada keraguan di hati bangsa Israel dan para murid Yesus. Untuk itu Paulus menguatkan agar umat percaya hidup dalam kasih karunia Allah. Artinya tidak ada lagi kebimbangan dan keraguan kepada Tuhan sebab melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, setiap umat percaya mendapatkan penebusan dan pengampunan dosa. Hubungan dengan Allah dipulihkan kembali dan umat percaya mendapatkan kasih karunia Allah, yaitu keselamatan dan hidup kekal di dalam Yesus Kristus. Rancangan Khotbah Bahasa Indonesia Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silahkan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing Pendahuluan Dalam keberadaan dan kebersamaan kita dengan orang lain di sekitar kita, tentunya ada banyak berita yang kita dengarkan. Ada berita baik, ada juga berita buruk. Terlebih di era saat ini, era informasi teknologi IT, kita dengan mudah mendapatkan berita dari berbagai sumber, baik dari televisi, radio, internet, media sosial, dll. Dari banyaknya berita tadi, bukan tidak mungkin ada banyak berita bohong HOAK yang kita dengar. Orang dengan mudah dan cepat mengirimkan, meneruskan berita bohong tersebut tanpa menyaring atau mengecek kebenaran berita tersebut terlebih dahulu. Akibatnya banyak orang yang terhasut dan percaya dengan berita bohong HOAX tersebut. Orang sulit untuk membedakan mana berita yang benar dan mana berita bohong yang menyesatkan. Kenyataan yang demikian, juga bisa terjadi di tengah-tengah komunitas umat percaya/ gereja. Persekutuan orang percaya yang harusnya diwarnai dengan cinta kasih, ketulusan, dan kebenaran dapat berubah menjadi persekutuan yang diwarnai dengan rasa iri hati, curiga, amarah, benci, dan perselisihan yang disebabkan oleh berita bohong HOAK yang ada di tengah kehidupan jemaat. Umat percaya yang seharusnya berkata benar dan menyatakan tentang kebenaran karya kasih Allah, ikut terpengaruh oleh perubahan jaman, sehingga menyebabkan mereka hidup menuruti kesenangan dan keinginan diri mereka saja. Inilah yang harus selalu kita waspada, tidak seharusnya kita terpengaruh dan ikut memberitakan kebohongan, sebaliknya kita diajak untuk berani berkata benar, berani memberitakan kebenaran karya kasih Allah kepada semua orang dengan sepenuh hati. Hanya dengan perkataan benar dan kesaksian yang memuliakan Allah, kita mampu menghadapi dan mengatasi kehidupan yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan saat ini. Isi Inti cerita bacaan 1 dan bacaan 3 memiliki kesamaan kisah, yaitu tentang keragu-raguan bangsa Israel dan para murid akan kuasa Allah dan kebangkitan Kristus. Bacaan 1 Keluaran 1410-31 mengisahkan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Tuhan Allah telah mendengar keluh kesah bangsa Israel yang ditindas bangsa Mesir, kemudian Tuhan Allah mengutus Musa untuk membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Cara Allah membebaskan umat-Nya adalah dengan menghukum bangsa Mesir melalui 10 tulah. Pada tulah yang kesepuluh, kematian anak sulung, pada akhirnya membuat Firaun melepaskan bangsa Israel keluar dari Mesir. Keluarnya bangsa Israel dari Mesir tidak serta merta membuat bangsa Israel percaya kepada Tuhan Allah yang telah membebaskan mereka. Masih ada keragu-raguan di hati mereka tentang kuasa dan penyertaan Allah kepada mereka. Oleh karena itu, Allah menyatakan kembali kuasa-Nya melalui pertolongan-Nya. Allah menghalangi Firaun dan tentara Mesir yang mengejar bangsa Israel dengan tiang awan gelap, sehingga menghalangi perjalanan Firaun dan tentaranya untuk sementara waktu. Allah juga membuatkan jalan bagi bangsa Israel menyeberangi laut Teberau. Laut Teberau perpecah menjadi dua, kemudian bangsa Israel dapat berjalan di tengah-tengah tanah laut Teberau yang sudah kering. Sesaat kemudian bangsa Mesir mengejar mereka, sekali lagi Allah menyatakan kuasa-Nya, Dia membinasakan Firaun dan tentara Mesir dengan cara menenggelamkan mereka di tengah-tengah laut Teberau. Hal ini diperbuat Allah agar bangsa Israel sungguh-sungguh percaya dan menyembah hanya kepada-Nya. Tidak ragu-ragu atau bimbang namun sungguh-sungguh percaya. Pada kisah kebangkitan Yesus, Injil Lukas mengisahkan keraguan para murid Tuhan Yesus yang mendengarkan berita kebangkitan Tuhan Yesus dari para perempuan yang menyaksikan peristiwa kebangkitan itu. Para murid lupa dengan perkataan Tuhan Yesus bahwa Dia akan menderita sengsara, mati, dan bangkit kembali pada hari yang ketiga. Peristiwa kematian Yesus membuat mereka mengalami kedukaan dan kesedihan yang mendalam, yang membuat mereka putus asa, kehilangan semangat, dan pengharapan. Sekalipun para perempuan yang menyaksikan kebangkitan Tuhan Yesus telah bercerita dan memberitakan kebangkitan Tuhan Yesus, hal itu tidak membuat para murid percaya. Petrus pun segera berlari ke kubur Yesus untuk membuktikan kebenaran berita kebangkitan Tuhan Yesus itu. Namun saat dia sudah melihat kubur Tuhan Yesus yang kosong, hal ini tidak serta merta membuatnya percaya. Petrus masih mempertanyakan dalam dirinya tentang apa yang sedang terjadi. Pada perikop-perikop berikutnya mengisahkan tentang penampakan Tuhan Yesus kepada para murid. Tuhan Yesus tidak mengharapkan para murid mengalami keragu-raguan dan kebimbangan. Melalui kebangkitan dan penampakan-Nya kepada para murid, Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya dan membuat para murid percaya akan kebangkitan dan kuasa-Nya. Kebangkitan Tuhan Yesus merubah kehidupan para murid, dari mereka yang hidup dalam ketakutan, keraguan, dan kebimbangan menjadi para murid yang pemberani, bersemangat, dan penuh sukacita dalam melayani dan memberitakan tentang Kristus. Hal ini pula yang tampak dalam diri Rasul Paulus. Melalui suratnya kepada jemaat Roma, Paulus menguatkan jemaat Roma untuk tidak menyalahgunakan kasih karunia Allah dengan hidup dalam dosa. Paulus mengingatkan jemaat Roma bahwa mereka adalah umat tebusan, mereka telah diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Oleh karena itu, hendaknya mereka tidak lagi hidup di dalam dosa mereka, melainkan hidup benar dan kudus dihadapan Tuhan Allah. Kebangkitan Kristus memberikan pengharapan akan janji Allah, ada keselamatan dan hidup yang kekal di dalam Kristus. Penutup Hari ini adalah hari Paskah. Hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kuasa maut telah dikalahkan dan kita yang percaya diberikan anugerah keselamatan dan hidup kekal. Tuhan Allah telah menyatakan kuasa melalui kebangkitan Yesus Kristus. Lantas apakah yang dapat kita perbuat di masa Paskah ini? Apakah yang dapat kita refleksikan dari peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus bagi kehidupan kita? Firman Tuhan pada Minggu Paskah saat ini mengajarkan jangan pernah kita meragukan kebangkitan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Tuhan Yesus sudah bangkit, Dia telah hidup dan para murid telah menyaksikannya. Jika ada keraguan dalam diri kita, patut kiranya kita menguji diri kita, ”Apakah yang menyebabkan kita meragukan kebangkitan Tuhan Yesus? Apakah persoalan atau pergumulan hidup yang berat atau hal yang lainnya?” Tentu setiap orang memiliki jawabannya masing-masing. Tetapi yang perlu kita ingat karya kasih Allah senantiasa menyertai dalam setiap dinamika kehidupan kita. Ada upaya yang dapat kita lakukan agar kita selalu percaya dan tidak ragu-ragu dalam mengikut Yesus Melekat erat kepada Tuhan Kita mau mendengar kehendak dan janji Tuhan melalui perenungan secara pribadi, maupun bersama dengan jemaat. Kita mau mengingat kehendak dan janji Tuhan itu, sebab kehendak dan janji Tuhan adalah jaminan kehidupan bagi kita. Dengan mengingat Firman Tuhan, kita tahu bahwa karya dan penyertaan Tuhan senantiasa nyata bagi kita. Dengan melekat erat pada Tuhan kita mengetahui kehendak dan janji Tuhan, yang kita yakini Tuhan setia menyertai dan menolong kita di dalam setiap persoalan atau pergumulan yang kita alami. Fokus hidup kita tertuju kepada Tuhan semata bukan hanya melihat masalah dan kesulitan saja. Pada situasi pandemi Covid-19 yang belum selesai saat ini, kita melihat banyak orang kehilangan keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Namun jangan biarkan perasaan sedih, duka yang berlarut-larut mengusai kita. Tetaplah memandang Kristus yang telah bangkit dan hidup. Yakinilah ada kehidupan setelah kematian. Demikian bagi kita yang masih hidup, tetaplah memandang Kristus yang bangkit dan menang, Kristus yang akan mempersatukan kita sebagai anggota Kerajaan Allah. Tetaplah bertekun mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita. Kemelekatan diri kita pada Tuhan akan memampukan kita mengerti dan memahami kehendak dan rancangan Allah yang terbaik bagi kita. Meyakini Allah senantiasa berkarya dalam hidup kita Peristiwa pembebasan bangsa Israel dan kebangkitan Yesus Kristus menjadi bukti Tuhan Allah senantiasa berkarya dan menyelamatkan manusia di sepanjang kehidupan manusia. Pun demikian halnya pada kehidupan kita saat ini. Di tengah badai pandemi Covid-19, tetaplah percaya dan menyakini Allah selalu berkarya dalam hidup kita. Karya Allah itu dinyatakan melalui pertolongan para tenaga medis yang merawat kita yang terpapar Covid-19, kepedulian tetangga kita yang ikut membantu kebutuhan sehari-hari pada saat kita isolasi mandiri, penguatan dan doa dari saudara seiman, yang tetap memberikan semangat dan kekuatan bagi kita di masa-masa saat ini. Oleh karena itu teruslah meyakini bahwa Allah berkarya dalam hidup kita. Kebangkitan Kristus menjadi sukacita bagi kita, yang mampu mengubahkan duka menjadi suka. Kebangkitan Kristus membawa harapan akan kasih setia Tuhan yang tiada berkesudahan. Mari kita rayakan Paskah saat ini dengan sukacita, percayalah dalam kebangkitan Kristus ada hidup. Selamat Paskah. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin. [AR]. Pujian KJ. 188 1, 2 Kristus Bangkit! Soraklah — Rancangan Khotbah Basa Jawi Pambuka Salebeting gesang kita sesrawungan kaliyan sesami, tamtunipun kita asring mirengaken berita, sae punika berita ingkang endah utawi berita ingkang awon. Langkung-langkung ing jaman sapunika, ing jaman informasi teknologi IT, kita saged pikantuk berita kanthi gampil saking mawerni-werni sumber, kados saking tv, radio, internet, media sosial, lsp. Saking berita ingkang kita tampi punika ugi wonten berita ingkang apus-apus ngapusi/ HOAK. Tiyang samangke gampil anggenipun nyebar lan ngirimaken berita HOAX punika, tanpa nyaring utawi dipun cek rumiyin berita punika leres punapa boten kasunyatanipun. Akibatipun kathah tiyang pitados berita HOAX punika. Tiyang ewet anggenipun bentenaken pundi berita ingkang leres lan pundi berita ingkang apus-apus punika. Kasunyatan ingkang kados mekaten punika saged kedadosan wonten ing satengah-tengahing pasamuwan/ greja. Patunggilaning tiyang pitados ingkang kebak katresnan, katulusan, lan kayekten saged dados patunggilan ingkang kebak raos iri, curiga, nesu, benci, lan padu karana berita HOAX ingkang wonten ing satengah-tengahing pasamuwan. Para umat pitados ingkang kedahipun martosaken kayekten lan pakaryaning Gusti Allah saged tumut ing pengaruh jaman punika, saengga dadosaken tiyang punika namung nuruti seneng lan pepenginanipun piyambak. Awit saking punika kita kedah waspada, sampun ngantos kita tumut pengaruhing jaman punika, tumut martosaken berita HOAX. Prayogi menawi kita wantun martosaken kayekten, wantun martosaken pakaryan lan sih rahmating Gusti Allah dhateng sedaya tiyang kanthi tulus. Awit saking paseksi lan pangucap kita ingkang leres bab Gusti Allah, kita saged ngadepi gesang ingkang kebak berita hoak ing wekdal punika. Isi Saking waosan 1 lan waosan 3 kita saged manggihaken cariyos ingkang sami, inggih punika bangsa Israel lan para sakabatipun Gusti Yesus ingkang sami mangu-mangu bab panguawosipun Gusti Allah lan wungunipun Gusti Yesus Kristus. Waosan 1 Pangentasan 1410-31 nyariosaken pangentasaning bangsa Israel saking Mesir. Gusti Allah ngutus nabi Musa kangge ngentasaken bangsa Israel ingkang dipun tindes bangsa Mesir. Gusti Allah ngukum bangsa Mesir srana 10 wewalak kangge ngentasaken bangsa Israel. Saking wewalak ingkang kaping sedasa, pejahipun anak mbarep, dadosaken Firaun Ratu Mesir ngeculaken bangsa Isarel saking Mesir. Medhalipun bangsa Israel saking Mesir boten langsung dadosaken bangsa Israel pitados dhumateng Gusti Allah ingkang sampun paring pitulungan. Bangsa Israel taksih rumaos mangu-mangu dhateng panguwaos lan panganthinipun Gusti Allah. Awit saking punika, Gusti Allah nedahaken pitulunganipun malih. Gusti Allah ngalangi Firaun lan tentara Mesir ingkang nguber bangsa Israel kaliyan tiang mega ingkang peteng sanget. Kaping kalihipun, Gusti Allah damelaken margi kangge bangsa Israel nyabrang segara Tiberau. Segara Tiberau kapecah dados kalih, lajeng bangsa Israel mlampah ing satengah-tengahing siti segara Tiberau ingkang sampun asat punika. Selajengipun nalika bangsa Mesir wonten satengah-tengahing seganten Tiberau, Gusti Allah nutup malih seganten punika, saengga Firaun lan para tentara Mesir sami mati kagulung seganten punika. Bab punika dipun agem Gusti Allah supados bangsa Israel temen-temen pitados lan nyembah namung dhumateng Gusti Allah. Bangsa Israel boten mangu-mangu malih, nanging temen anggenipun pitados. Injil Lukas nyariosaken raos mangu-mangunipun para sakabat nalika mireng berita wungunipun Gusti Yesus saking para tiyang estri ingkang nyekseni bab wungunipun Gusti Yesus punika. Para sakabat sami kesupen punapa ingkang dados Pangandikanipun Gusti Yesus, bilih Panjenenganipun badhe nandhang kasangsaran, pejah, lan wungu malih ing tigang dintenipun. Pejahipun Gusti Yesus dadosaken para sakabat ngraosaken kasedihan lan kasisahan ingkang sanget, ingkang dadosaken semplah, kecalan semangat lan pengajeng-ajeng. Sanajan para tiyang estri sampun nyariosaken lan martosaken wungunipun Gusti Yesus, bab punika boten dadosaken para sakabat pitados. Petrus enggal-enggal mlajeng dhateng kuburipun Gusti Yesus, saperlu buktiaken pawartos wungunipun Gusti Yesus punika. Nalika Petrus ningali kubur Gusti Yesus ingkang suwung, piyambakipun boten enggal pitados. Piyambakipun taksih mangu-mangu, punapa ingkang sampun kedadosan? Ing perikop-perikop selajengipun nyariosaken Gusti Yesus ngetingal dhateng para sakabatipun. Gusti Yesus ngersaaken para sakabatipun boten mangu-mangu malih. Lumantar wungu lan ngetingalipun Gusti Yesus dhateng para sakabat, Gusti Yesus nedahaken panguwaosipun ingkang dadosaken para sakabat pitados dhateng panguwaosipun Gusti Yesus. Wungunipun Gusti Yesus ngrubah cara pandeng para sakabat, saking para sakabat ingkang ajrih, mangu-mangu, sumelang, dados para sakabat ingkang wantun, semangat, lan kebak kabingahan nalika lelados lan martosaken Gusti Yesus. Bab punika ugi ingkang dipun raosaken dening Rasul Paulus. Lumantar seratipun dhumateng pasamuwan Rum, Paulus paring kakiyatan dhateng warga pasamuwan Rum supados boten migunaaken sih rahmating Allah sarana tumindak dosa. Paulus ngengetaken warga pasamuwan Rum bilih piyambakipun sampun katebus dening Gusti Yesus saking dosa. Pasamuwan Rum sampun nampi kawilujengan lantaran pejah lan wungunipun Gusti Yesus. Awit saking punika pasamuwan Rum boten kenging gesang ing dosa malih, nanging kedah gesang suci lan leres wonten ngarsanipun Gusti Allah. Gusti Yesus ingkang sampun wungu maringi janji, wonten kawilujengan lan gesang langgeng kangge umat ingkang pitados. Panutup Dinten punika dinten Paskah. Dinten wungunipun Gusti Yesus. Kuwaosing pati sampun kawon lan kita para pitados kaparingan kawilujengan lan gesang langgeng. Gusti Allah sampun nedahaken panguwaosipun lumantar wungunipun Gusti Yesus Kristus. Lajeng punapa ingkang saged kita tindakaken ing mangsa Paskah punika? Punapa ingkang saged dados refleksi kita saking wungunipun Gusti Yesus punika? Pangandikanipun Gusti ing Minggu Paskah punika paring piwulang sampun ngantos kita mangu-mangu bab wungunipun Gusti Yesus salebeting gesang kita. Gusti Yesus sampun wungu. Panjenenganipun sampun gesang lan para sakabat sampun nyekseni bab punika. Sapunika bilih kita taksih mangu-mangu, mangga kita sami dadar manah kita piyambak-piyambak, “Punapa ingkang dadosaken kita punika mangu-mangu ing bab wungunipun Gusti Yesus? Punapa taksih wonten reribet lan pakewed ingkang awrat salebeting gesang kita?” Tamtunipun saben tiyang nggadahi wangsulanipun piyambak-piyambak, ingkang kedah kita enget inggih punika pakaryan lan sih katresnanipun Gusti Allah tansah nunggil gesang kita. Supados kita tansah pitados lan boten mangu-mangu anggenipun nderek Gusti Yesus, kita saged ngupaya tumindak Rumaket dhumateng Gusti Kita purun mirengaken karsa lan janjinipun Gusti dhumeteng kita. Kita purun gegilut lan ngraos-raosaken sabda-Nipun Gusti sacara pribadi utawi sesarengan warga pasamuwan. Mekaten ugi kita tansah ngenget-enget karsa lan janjinipun Gusti punika, awit karsa lan janjinipun Gusti punika dados jaminan gesang kita. Srana ngenget-enget Sabdanipun Gusti, kita saged mangertos bilih Gusti Allah tansah makarya lan nganthi gesang kita. Srana rumaket dhumateng Gusti, kita mangertos karsa lan janjinipun Gusti ingkang pasti kangge kita. Kita yakin bilih Gusti Allah tansah setya, nunggil lan nulungi kita ngadepi sedaya prekawis gesang kita. Mangga sami fokus namung dhumateng Gusti Allah kemawon, boten fokus dhateng masalah lan pakeweding gesang kita. Salebeting pageblug Covid-19 ingkang dereng rampung ngantos dinten punika, kita saged ningali kathah tiyang ingkang kecalan brayat ingkang dipun tresnani. Nanging sampun ngantos kita dumawah ing raos sedih, kecalan ingkang terus-terusan. Mangga kita tansah mandheng Gusti Yesus Kristus ingkang sampun wungu lan gesang. Kita pitados bilih wonten gesang sak sampunipun pati. Kangge kita ingkang taksih kaparingan gesang, mangga kita tansah mandeng Gusti Yesus ingkang sampun nunggilaken kita, minangka anggota krajan sorga. Mangga tetep temen anggen kita ngupados karsanipun Gusti salebeting gesang kita. Kita ingkang tansah rumaket dhumeteng Gusti Allah, kita badhe mangertos lan paham bilih sedaya karsa lan rancanganipun Gusti Allah punika sae kangge kita. Pitados Gusti Allah tansah makarya ing gesang kita Cariyos pangentasaning bangsa Israel lan wungunipun Gusti Yesus dados bukti kados pundi anggenipun Gusti Allah makarya lan paring kawilujengan kangge manungga salebeting gesangipun. Mekaten ugi ngantos wekdal sapunika. Ing satengah-tengahing prahara pagebluk Covid-19, mangga sami pitados bilih Gusti Allah tansah makarya ing gesang kita. Pakaryanipun Gusti Allah punika nyata, kados para tenaga medis ingkang nulungi tiyang ingkang kenging Covid-19, para tetanggi ingkang peduli lan purun mbantu kabetahan kita sadinten-dinten nalika kita kedah isolasi mandiri. Mekaten ugi para sederek kita tunggil iman ingkang ngiyataken lan ngipur kita, ngadepi mangsa ingkang ewet punika. Karana punika, swawi kita tansah pitados bilih Gusti Allah makarya salebeting gesang kita. Wungunipun Gusti Yesus dados kabingahan kangge kita, ingkang saged ngrubah kasedihan kita dados kabingahan. Wungunipun Gusti Yesus beta pengajeng-ajeng, sih katresnan lan kasetyanipun Gusti Allah ingkang tanpa winates dhateng kita. Sumangga kita lumebet ing pangharyan Paskah dinten punika kanthi suka bingah, kita tansah pitados Gusti Yesus ingkang sampun wungu tansah paring gesang dhateng kita. Sugeng Paskah. Gusti Yesus mberkahi kita. Amin. [AR]. Pamuji KPJ. 267 1, 2 Pamarta Kula Agesang LENGKONG, - Khotbah Katolik misa Minggu 14 Agustus 2022 belajar ketaatan dan kerendahan hati dari Bunda Maria. Khotbah Minggu 14 Agustus 2022 diangkat dari kisah Injil Lukas 139-56 tentang Maria mengunjungi Elisabet. Semoga bacaan dan Khotbah Katolik misa Minggu 14 Agustus 2022 dalam Perayaan Maria diangkat ke Surga mengajarkan kepada kita tentang ketaatan dan kerendahan hati Maria. Baca Juga Cara Memasang Set Top Box STB ke TV tabung, LCD hingga LED agar Dapat Siaran TV Digital Maria adalah sosok wanita yang sederhana dan taat selalu hidup dalam takut akan Tuhan. Oleh karena dirinya benar di hadapan Tuhan, dia dipakai Allah untuk menjadi partner karya Keselamatan Allah untuk manusia. Maria menerima kabar dari Allah melalui Malaikat Tuhan, yaitu Gabriel perihal akan mengandung seorang Juru Selamat manusia, yang kemudian dikenal Yesus Kristus. Hari ini gereja merayakan Pesta Maria diangkat ke Surga. Baca Juga Pernikahan Anak Pertama Dengan Kedua Bakal Kaya Raya, Simak Karakter Keduanya Dengan diangkatnya Bunda Maria ke surga, maka ia yang telah bersatu dengan Yesus akan menyertai kita yang masih berziarah di dunia ini dengan doa-doanya. Karena berpegang bahwa doa orang benar besar kuasanya Yak 516, maka betapa besarlah kuasa doa Bunda Maria yang telah dibenarkan oleh Allah, dengan diangkatnya ke surga. Apa saja teladan Bunda Maria yang perlu kita ikuti? Sikap Bunda Maria yang diajarkan kepada kita, yaitu iman dan ketaatan, selalu bersyukur, rendah hati, kesetiaan, kepedulian, ketabahan, kekudusan. Baca Juga Khotbah Kristen Minggu 14 Agustus 2022 dari Bacaan Amsal 1017-32

khotbah singkat dari roma 14 17